Menjaga budaya Jawa tetap lestari di Suriname

Peluang Investasi

Menjaga budaya Jawa tetap lestari di Suriname

Spread the love

BBC News Indonesia

9 Agustus 2023

Menjaga budaya Jawa tetap lestari di Suriname

Suriname terpaut jarak 18.000 km dari Pulau Jawa, namun budaya dan bahasa Jawa, bahkan kuliner tradisionalnya, masih terasa kental di Suriname setelah kepindahan orang-orang Jawa ke negara Amerika Selatan itu. Mereka dibawa Belanda sebagai pekerja kontrak di perkebunan tebu di Suriname sejak tahun 1890an.

Salah satu di mana budaya Jawa sangat jelas terasa adalah di Pasar Saoenah, yang berlokasi di Paramaribo, ibu kota Suriname.

Pasar tersebut penampakannya mirip dengan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Makanan dan barang-barang yang dijual pun seperti yang lazim ditemui di pasar kota-kota di wilayah Jawa.

Ragam kuliner yang dijual terasa akrab di telinga dan lidah Indonesia, mulai dari nasi goreng (di Suriname lebih sering disebut sebagai nasi saja, tanpa embel-embel goreng), mi goreng (bami), pecel (petjel), oseng kacang panjang, babat goreng, kering kentang, sate ayam, soto ayam (sebutan populernya adalah saotoajam), ayam goreng, ayam bakar, dan aneka sambal.

Sementara kudapannya terdiri dari dadar gulung, kacang telur, kacang bawang, rempeyek, dan aneka keripik. Haus? Jangan khawatir, ada es cendol yang di Suriname lebih dikenal dengan dawet.

Di sisi lain, penggunaan bahasa Jawa di Suriname sudah semakin memudar. Begitu juga dengan budaya Jawa, seperti tari-tarian atau lakon wayang yang semakin jarang ditampilkan.

Bahasa Jawa kini hanya digunakan oleh generasi yang lebih tua. Generasi muda lebih sering menggunakan campuran bahasa Belanda, Inggris atau Sranan Tongo, bahasa pengantar di Suriname.

Lalu bagaimana cara orang-orang Jawa di Suriname mempertahankan kejawaan mereka? Simak perjalanan jurnalis BBC Mohamad Susilo menelusuri budaya Jawa di Suriname.

Video produksi: Mohamad Susilo dan Anindita Pradana

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *